Proposal Penelitian: Penerapan Model InkuiriTerbimbing Untuk Meningkatkan

  1. A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendasar bagi setiap individu, karena dengan pendidikan maka individu tersebut  akan mudah untuk bersosialisasi baik dengan sesama maupun dengan lingkungan alam sekitar. Dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Dian Sukmara. 2007: 31)

Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Sisdiknas, 2006: 4). Sehingga pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja oleh guru, untuk merubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Salah satunya yaitu dengan meningkatakan keterampilan proses sains siswa pada bidang IPA  khususnya mata pelajaran Fisika. Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.

Pada kenyataanya fenomena pendidikan dan pembelajaran yang ada di indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pengembangan keterampilan proses sains siswa khususnya materi listrik dinamis. Hal ini disebabkan diantaranya karena pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru (teacher centered), belum terfokus pada siswa (student centered), penyampaian bahan ajar hanya menggunakan metode ceramah dan terkadang diskusi, terfokus pada buku paket. Selain itu fokus pembelajaran di sekolah lebih menitikberatkan pada kegiatan yang bersifat menghafal (pengetahuan faktual), sehingga keterampilan proses sains siswa kurang terbentuk. Keterampilan proses sains sebenarnya merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun melalui belajar mandiri.

Kondisi seperti di atas, sesuai dengan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMA 26 Bandung. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika SMA 26 Bandung, mengungkapkan bahwa keterampilan proses sains siswa pada materi kelistrikan yaitu listrik dinamis peserta didik masih mengalami kekesulitan, diantaranya membedakan tegangan AC dan DC, menyusun rangkaian seri-parallel pada hambatan, amperemeter dan voltmeter, rangkaian tertutup satu dan dua loop . Hal tersebut disebabkan karena peran siswa yang pasif, komunikasi satu arah (dari guru ke siswa), selain itu kurangnya fasilitas laboratorium fisika yang ada disekolah sehingga siswa sulit untuk melaksanakan praktikum, akibatnya keterampilan proses sains siswa tidak dapat terbentuk.

Adapun hasil evaluasi yang diperoleh di SMA 26 Bandung cenderung masih berada dalam kategori rendah, yaitu hanya sekitar 35%  siswa yang mampu mencapai KKM, dan 65% belum mencapai KKM. Dengan standar KKM yang telah ditentukan di sekolah  yaitu 6,6. Rendahnya hasil evaluasi tersebut, salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk secara langsung berlatih merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui praktikum, kurangnya peran siswa dalam kegiatan pembelajaran, materi yang diajarkan tidak dikaitkan dengan kehidupan nyata. Sehingga menyebabkan konsep-konsep fisika yang ada tidak langsung ditemukan oleh siswa, selain menyebabkan pola pikirnya cenderung sempit juga berimplikasi pada keterampilan proses sains siswa yang lemah.

Salah satu upaya untuk memecahkan masalah rendahnya pengembangan keterampilan proses sains siswa yaitu dengan pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaanya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa (Agung Prudent.2009).  Sebagian perencanaan dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa yang melakukan kegiatan sehingga siswa yang brfikir lambat mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa yang mempunyai intelegensi tinggi memonopoli kegiatan. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk berpikir sendiri, berdiskusi dan menganalisa tahap-tahap penyajian masalah, pengumpulan data, pelaksanaan eksperimen, pengorganisiran data dan perumusan penjelasan sehingga dapat menemukan konsep berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru.

Aktivitas dalam pembelajaran inkuiri terbimbing lebih banyak ditentukan oleh siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif. Pada proses pembelajaran inkuiri terbimbing, setiap fase dapat dilalui jika materi pokok pada fase sebelumnya sudah dipahami. Sintak model inkuiri terbimbing menurut Pro. Dr. M.D. Dahlan (1990, 38) yaitu sebagai berikut:  (a) Penyajian masalah (b) Mengumpulkan dan verifikasi data, (c) Eksperimen, (d) Merumuskan penjelasan, dan (e) Analisis proses inkuiri.  Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council (2000) dalam Amri dan Ahmadi (2010: 89) adalah; (1). mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains (2) mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan; (3). membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian Karlina. (2011) menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampian proses sains siswa pada materi energi panas. Selain itu dalam penelitian Mulyani (2009) bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada konsep cahaya. Kemudian hasil penelitian  yang dilakukan oleh A’Izah. (2011) model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses sains  siswa pada topik kalor. Hal ini sejalan dengan pernyataan Breddeman (1983) dalam penelitian Brett. M Guisti bahwa “model inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dan kemampuan berpikir kritis.” (Jurnal Institut Teknologi Caliornia: 2006).  Dalam hasil penelitian Valarie L. Akerson (Jurnal Guru Sains Edu: 2007) yaitu perbandingan inkuiri terbimbing dengan inkuiri terbuka dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.

Salah satu materi ajar yang dipelajari dalam fisika adalah listrik dinamis. Listrik dinamis merupakan studi tentang muatan-muatan listrik bergerak disebut juga sebagai arus listrik (Kanginan, 2006: 34). Listrik dinamis ini merupakan materi fisika yang menunjukkan konsep yang abstrak. Materi yang seperti ini memberikan kemungkinan lebih sulit dipahami oleh siswa (Suparno dalam Nuryakin, 2006: 6). Dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi pokok listrik dinamis, siswa dituntut agar lebih mengembangkan keterampilan proses sainsnya disertai dengan konsentrasi yang penuh dalam mengikuti proses pembelajaran, serta sikap cermat, selektif, kritis, kreatif, dan logis. Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis belum pernah dilakukan khususnya di SMA 26 Bandung. Sebagai upaya untuk menemukan dan mencari alternatif penerapan model pembelajaran dalam mempelajari materi-materi fisika khususnya materi pokok listrik dinamis, oleh karena itu penelitian ini berjudul “Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis”.

 

  1. B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini difokuskan untuk menyusun model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi listrik dinamis. Maka yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis?
  2. Apakah terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok listrik dinamis melalui penerapan pembelajaran model inkuiri terbimbing?
  1. C.    Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, masalah penelitian dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut:

  1. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pokok listrik dinamis.
  2. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X, semester genap (dua)
  3. Keterlaksanaan pembelajaran dilihat dari observasi guru dan siswa yang diukur berdasarkan hasil penelitian observer.
  4. Tes keterampilan proses sains siswa pada indikator-indikator berikut: Mengobservasi/ mengamati, mengklasifikasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian/eksperimen, menginterpretasi/menafsirkan data, mengkomunikasikan
  1. D.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. Gambaran umum proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis.
  2. Peningkatan  keterampilan proses sains siswa pada materi pokok listrik dinamis melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
  1. E.     Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran fisika antara lain:

  1. Bagi siswa, memberikan nuansa baru metode belajar yang memungkinkan tiap siswa berkesempatan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
  2. Bagi guru, sebagai alternatif inovasi dalam pembelajaran fisika yang berpusat pada siswa dalam rangka peningkatan keterampilan proses sains siswa.
  3. Bagi lembaga, dapat memberikan informasi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu proses pendidikan.
  1. F.     Definisi Operasional

          Agar terdapat kesamaan persepsi istilah yang digunakan dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pembelajaran model inkuiri adalah model inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Model pembelajaran inkuiri terbimbing menitikberatkan pada 5 tahapan yaitu : Penyajian masalah atau menghadapkan siswa pada situasi teka-teki, mengumpulkan dan verifikasi data, melakukan eksperimen, mengorganisir dan merumuskan penjelasan, dan mengadakan analisis tentang proses inkuiri. Keterlakasanaan model ini diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi.
  2. Keterampilan proses sains merupakan serangkaian kemampuan  dasar siswa  untuk belajar (“basic learning tools”) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan kemampuan diri.  Indikator keterampilan proses sains yang dinilai dapat dikembangkan sesuai model inkuiri terbimbing adala mengobservasi/mengamati, mengklasifikasikan, membuat hipotesis, merencanakan penelitian/eksperimen, menginterpretasi data, mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan tersebut dinilai menggunakan tes keterampilan proses sains secara tertulis.
  3. Listrik dinamis adalah salah satu bahan kajian yang diajarkan kepada peserta didik tingkat SLTA Kelas X Semester Genap (dua) sesuai KTSP 2006. Materi listrik dinamis terdapat pada standar kompetensi ke-5 yaitu “menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi”, dan terdapat pada kompetensi dasar 5.2 yaitu “mengformulasikan besaran-besaan listrik rangkaian tertutup sederhana”

Tinggalkan komentar